7 Cara Hapusnya Perjanjian
7 Cara Hapusnya Perjanjian
cara-hapusnya-perjanjian

Suatu perjanjian bisa hapus karena[1]:

1. Para pihak menentukan berlakukan perjanjian untuk jangka waktu tertentu;

2. Undang-undang menentukan batas waktu berlakunya suatu perjanjian. Misal Pasal 1066 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) menyatakan:

“(1)Tiada seorang pun diharuskan menerima berlangsungnya harta peninggalan dalam keadaan tidak terbagi.

(2)Pemisahan harta peninggalan itu dapat sewaktu-waktu dituntut, meskipun ada ketentuan yang bertentangan dengan itu. Akan tetapi dapat diadakan persetujuan untuk tidak melaksanakan pemisahan harta peninggalan itu selama waktu tertentu.

(3)Perjanjian demikian hanya mengikat untuk lima tahun, tetapi tiap kali lewat jangka waktu itu perjanjian itu dapat diperbarui.”

3. Salah satu pihak meninggal dunia, misalnya;

a. Dalam perjanjian pemberian kuasa, Pasal 1813 KUHPerdata berbunyi:

“Pemberian kuasa berakhir:

dengan penarikan kembali kuasa penerima kuasa;

dengan pemberitahuan penghentian kuasanya oleh penerima kuasa;

dengan meninggalnya, pengampuan atau pailitnya, baik pemberi kuasa maupun penerima kuasa dengan kawinnya perempuan yang memberikan atau menerima kuasa.

b. Dalam perjanjian perburuhan, Pasal 1603 huruf j berbunyi:

“Hubungan kerja berakhir dengan meninggalnya buruh.”

Pasal 61 ayat 1 huruf a Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan berbunyi: “perjanjian kerja berakhir apabila: pekerja meninggal dunia.”

c. Dalam perjanjian persekutuan perdata, Pasal 1646 ayat (4) KUHPerdata, berbunyi:

“Perseroan bubar:

  1. karena waktu yang ditetapkan dalam perjanjian telah habis;
  2. karena musnahnya barang yang dipergunakan untuk tujuan perseroan atau karena tercapainya tujuan itu;
  3. karena kehendak beberapa peserta atau salah seorang peserta
  4. karena salah seorang dari peserta meninggal dunia, di tempat di bawah pengampuan atau bangkrut atau dinyatakan sebagai orang yang tidak mampu”

4. Salah satu pihak atau kedua belah pihak menyatakan menghentikan perjanjian, misal dalam perjanjian kerja atau perjanjian sewa menyewa;

5. Karena putusan hakim;

6. Tujuan perjanjian tersebut telah tercapai, misal dalam perjanjian pemborongan; dan

7. Persetujuan para pihak.

Sekian semoga bermanfaat.

BACA JUGA; 10 CARA HAPUSNYA PERIKATAN

Sumber:

  • Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Bandung: Putra A. Bardin, 1999.

Dasar Hukum:

  • Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
  • Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

[1] R. Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Bandung: Putra A. Bardin, 1999, hal. 7.

About The Author

Boris Tampubolon

Boris Tampubolon, S.H. is an Advocate and Legal Consultant. He is also the Founder of Law Firm Dalimunthe & Tampubolon Lawyers. He made this website with the aim to provide all information related of law, help and defend you in order to solve your legal problem.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terbaru

Kembalikan Uang Korupsi Apakah Menghapuskan Pidananya
Pembukaan Aset Disita/DIblokir Yang Tidak Ada Kaitan Dengan Perkara Pidana Korupsi
Bisakah Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang Diproses Bila Pidana Asal Ternyata Adalah Sengketa Perdata
Bagaimana Penghitungan Nilai Mata Uang Asing Dalam Menentukan Besaran Uang Pengganti?
Bagaimana Putusan Hakim Terhadap Penuntutan JPU Yang Ternyata Ne Bis In Idem?
Bagaimana Putusan Hakim Terhadap Penuntutan JPU Yang Ternyata Ne Bis In Idem?
Pahami Alat Bukti Dalam Hukum Pidana Menurut KUHAP
Kelalaian Dalam Menerbitkan Surat Yang Didasari Surat Palsu Tidak Bisa Dipidana, Kalau?

Video Gallery

Pengacara Dito Mahendra Bakal Ajukan Eksepsi Terkait Senpi Ilegal
Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan akan melanjutkan sidang terdakwa Dito...

Berita

WhatsApp Image 2024-01-26 at 17.23.59
Dito Mahendra Koleksi Senjata Api, Pengacara Ibaratkan Seperti Koleksi Benda Elektronik atau Otomoti
TEMPO.CO, Jakarta - Pengacara Dito Mahendra, Boris Tampubolon mengatakan dakwaan jaksa terhadap kliennya kurang jelas. Ia berujar seharusnya...

Buku

buku
STRATEGI MENANGANI DAN MEMENANGKAN PERKARA PIDANA DI PENGADILAN (PERSPEKTIF ADVOKAT)
Para advokat atau praktisi hukum sudah sepatutnya memiliki keahlian penanganan perkara yang mumpuni sehingga dapat...